SELURUH umat Kristiani di dunia akan merayakan hari raya Natal, pada 25 Desember 2013. Hari suka cita tersebut juga akan dirayakan umat Kristiani di Indonesia. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk merayakan hari lahir Yesus.Tentu umat Kristiani berharap selama perayaan Natal berjalan aman, tanpa ada teror dari kelompok tidak bertanggung jawab. Harapan ini sangat mendasar karena terjadi teror bom menjelang perayaan Natal. Bukan hanya umat Kristiani yang terganggu keamanannya, namun seluruh umat beragama dilanda ketakutan.Sangat memilukan bila bersamaan pelaksanaan hari raya ada korban jiwa akibat ulah segelintir orang. Tragisnya lagi, sebagian besar korban adalah orang yang tidak memiliki salah dengan negeri ini. Ceritanya tentu berbeda kalau yang menjadi korban teror merupakan individu-individu yang menimbulkan kerugian besar bagi bangsa dan negara.Bangsa Indonesia dan dunia belum melupakan bom malam Natal 2000, tepatnya 24 Desember 2000. Serangkaian bom meledak pada malam Natal di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Mataram, Pematangsiantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Kala itu, 16 orang tewas dan 96 terluka.Setahun kemudian, 22 Juli 2001, bom meledak di Gereja Santa Anna dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Kalimalang, Jakarta Timur. Lima orang tewas akibat aksi teroris tersebut. Kemudian pada 31 Juli 2001, bom meledak di Gereja Bethel Tabernakel Kristus Alfa Omega, Semarang.Bom juga pernah mengguncang keamanan dan kenyamanan masyarakat pada malam tahun baru 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Akibat kejadian tersebut, satu orang tewas dan satu orang lainnya terluka.Sebelum Natal tiba, umat Kristiani akan melaksanakan Malam Natal atau malam sebelum hari kelahiran Yesus. Momentum ini dirayakan pada tanggal 24 Desember oleh gereja Kekristenan Barat.Menurut tradisi Kristiani, Yesus lahir pada malam hari. Sehingga pada Malam Natal diadakan Misa Tengah Malam. Pendapat bahwa Yesus lahir pada malam hari tercermin dalam berbagai sebutan untuk Malam Natal, seperti: Malam Kudus, "Heilige Nacht" dalam bahasa Jerman, dan "Nochebuena" dalam bahasa Spanyol.Bukan hanya umat Kristiani yang menghendaki Malam Natal berjalan aman. Umat dari agama lain menginginkan kondisi serupa. Bangsa Indonesia tidak ingin ada korban jiwa akibat ulah bodoh pelaku teror. Apalagi, tidak ada satu pun agama yang melegalkan umatnya melakukan teror atau menyakiti orang lain.Menjamin keamanan Malam Natal menjadi tanggung jawab kita semua. Meski dilengkapi peralatan canggih dan pengetahuan, aparat keamanan tentu tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat menjaga keamanan, minimal di daerahnya sendiri sangat menentukan terciptanya keamanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2014.Kemudian, bangsa Indonesia juga harus menjunjung tinggi sikap toleransi dan saling menghormati, meski berbeda keyakinan. Dengan perilaku seperti ini, Indonesia akan menjadi negara aman. Aman bagi seluruh umat manusia ketika menjalankan keyakinan yang tidak bertentangan dengan hukum berlaku.Semoga upaya maksimal dari aparat keamanan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan, Malam Natal yang sangat sakral bagi umat Kristiani berjalan aman, tanpa ada korban jiwa. (fmh)
http://news.okezone.com/read/2013/12/24/59/916681/jaminan-keamanan-malam-natal
0 komentar:
Posting Komentar